Pengolahan Bijih Besi
Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras,
penghantar listrik dan panas, serta mempunyai titik cair tinggi. Bijih logam
ditemukan dengan cara penambangan yang terdapat dalam keadaan murni atau
bercampur dengan unsur-unsur seperti karbon, sulfur, fosfor, silikon, serta
kotoran seperti tanah liat, pasir, dan tanah.
Bijih logam yang ditemukan dengan cara penambangan terlebih dahulu
dilakukan proses pendahuluan sebelum diolah dalam dapur, pengolahan logam
dengan cara dipecah sebesar kepalan tangan, dipilih yang mengandung unsur
logam, dicuci dengan air unruk mengeluarkan kotoran dan terakhir dikeringkan
dengan cara dipanggang untuk mengeluarkan uap yang mengandung air.Selain logam
ada yang disebut dengan istilah bukan logam (nonmetal)
dan unsur metaloid yang menyerupai logam.
Logam dapat dibagi dalam beberapa golongan, yaitu :
1.
Logam berat : besi, nikel, krom,
tembaga, timah putih, timah hitam, danseng.
2.
Logam ringan : alumunium, magnesium,
titanium, kalsium, kalium, natrium, dan barium.
3.
Logam mulia : emas, perak, dan
platina.
4.
Logam tahan api : wolfram,
molibden, titanium, dan zirkonium.
Dalam penggunaan serta pemakainnya, logam pada umumnya tidak merupakan
senyawa logam, tetapi merupakan paduan.Logam dan paduannya merupakan bahan
teknik yang penting, dipakai untuk konstruksi mesin, kendaraan, jembatan,
bangunan, dan pesawat terbang.
Sehubungan dengan pemakainnya pada teknik mesin, sifat logam yang penting
adalah mekanis, fisik, dan kimia yang sangat menentukan kualitasnya.
Logam dapat dibagi dalam dua golongan yaitu logam ferro atau logam besi dan
logam non ferro yaitu logam bukan besi.
1.
Logam Ferro (Besi)
Logam ferro adalah suatu logam paduan yang terdiri dari campuran unsur
karbon dengan besi. Untuk menghasilkan
suatu logam paduan yang mempunyai sifat yang berbeda dengan besi dan karbon
maka dicampur dengan bermacam logam lainnya.Logam ferro terdiri dari komposisi
kimia yang sederhana antara besi dan karbon. Masuknya karbon ke dalam besi
dengan berbagai cara.
Jenis logam ferro adalah sebagai berikut :
a.
Besi Tuang
Komposisinya yaitu campuran besi dan karbon.Kadar karbon sekitar 40%,
sifatnya rapuh tidak dapat ditempa, baik untuk dituang, liat dalam pemadatan,
lemah dalam tegangan. Digunakan untuk membuat alas mesin, meja perata, badan
ragum, bagian-bagian mesin robot, blok slinder, dan cincin torak.
b.
Besi Tempa
Komposisi besi terdiri dari 99% besi murni, sifat dapat ditempa, liat, dan
tidak dapat dituang. Besi tempa antara lain dapat digunakan untuk membuat
rantai jangkar, kait keran, dan landasan kerja plat.
c.
Baja Lunak
Komposisi campuran besi dan karbon, kadar karbon 0,1% - 0,3%, membuat sifat
dapat ditempa dengan tanah liat. Digunakan untuk membuat mur, sekrup, pipa, dan
keperluan umum dalam pembangunan.
d.
Baja Karbon Sedang
Komposisi campuran besi dan karbon, kadar karbon 0,4% - 0,6%. Sifat lebih
kenyal dan keras.Digunakan untuk membuat benda kerja tempa berat, poros, da rel
baja.
e.
Baja Karbon Tinggi
Komposisi campuran besi dan karbon. Kadar karbon 0,7% - 1,5%. Sifat dapat
ditempa, dapat disepuh keras, dan dimudakan.Digunakan untuk membuat kikir,
pahat, gergaji, tap, stempel, dan alat bubut lainnya.
f.
Baja Karbon Tinggi Dengan
Campuran
Komposisi baja karbon tinggi ditambah nikel atau kobalt, krom atau
tungsten, sifat rapuh, tahan suhu tinggi tanpa kehilangan kekerasan, dapat
disepuh keras, dan dimudakan.Digunakan unutk membuat mesin bubut dan alat-alat
mesin.
2.
Logam Nonferro
Logam nonferro yaitu logam yang tidak mengandung unsur besi (Fe). Logam
nonferro antara lain sebagai berikut :
a.
Tembaga (Cu)
Warna cokelat kemerah-merahan, sifatnya dapat ditempa, liat, baik untuk
penghantar panas, listrik, dan kukuh.Tembaga digunakan untuk membuat suku
cadang bagian listrik, radio penerangan, dan alat-alat dekorasi.
b.
Alumimium (Al)
Warna putih.Sifatnya ditempa, liat, bobot ringan, penghantar panas dan
listrik yang baik, mampu dituang.Alumunium digunakan untuk membuat peralatan
masak, elektronik, industri mobil, dan industri pesawat terbang.
c.
Timbel (Pb)
Warna kelabu, sifatnya dapat ditempa, sangat liat, tahan korosi, air asam,
dan bobot sangat berat.Timbel digunakan sebagai bahan pembuat kabel, baterai,
bubungan atap, dan bahan pengisi.
BAB I I
PROSES
PENGOLAHAN BIJIH BESI
Bijih besi merupakan bahan baku pembuatan besi yang dapat berupa senyawa
oksida, karbonat, dan sulfida serta tercampur sengan unsur lain misalnya
silikon. Bijih besi diolah dalam tanur atau dapur tinggi untuk menghasilkan
besi kasar. Besi kasar adalah bahan baku untuk pembuatan besi cor (cast iron),
besi tempa (wrought iron), dan (baja (steel). Ketigaa macam bahan itu banyak
dipakai dalam bidang teknik.
Baja adalah logam paduan antara besi dan karbon dengan kadar karbonnya
secara teoritis maksimum 1,7%. Besi cor adalah logam paduan antara besi dan karbon yang kadarnya 1,7% sampai 3,5%.
Besi tempa adalah baja yang mempunyai kadar karbon rendah.Dilihat dari
kegunaannya maka besi dan baja campuran merupakan tulang punggung peradaban
modern saat ini untuk peralatan transportasi, bangunan, pertanian, dan
peralatan mesin.
1.
Bahan Dasar Besi
Bahan dasar besi mentah ialah bijih besi yang jumlah persentase besinya
haruslah sebesar mungkin. Besinya merupakan besi oksida (Fe2O4 dan Fe2O3) atau
besi karbonat (FeCO2) yang dinamakan batu besi spat. Pengolahan besi mentah
pada dapur tinggi dilakukan dengan cara mereduksi bijih besi menggunakan kokas,
bahan tambahan, dan udara panas.
Bijih besi didatangkan dari tambang dalam berbagai mutu dan bongkahan yang
tidak sama besar, serta bercampur dengan batu dan tanah liat.Bongkahan bijih
besi dipecah menjadi butiran yang sama besar, dengna ukuran paling besar 60 mm
kemudian dimasukkan ke dalam pemecah bijih melalui kisi-kisi goyang supaya
masuknya sama rata.
Dari mesin pemecah bijih, besi diantar ke tromol magnet dengan sebuah
talang goyang yang lain. Dalam tromol tersebut bijih besi dipisahkan dari batu-batu
yang tercampur.Bijih besi kemudian dimasukkan ke dalam instalasi penyaring
untuk disortir menurut besarnya, selanjutnya dimasukkan ke dalam sebuah
instalasi pencuci.Bijih halus dan butiran yang lebih kecil dari 18 mm yang
datang dari pemecah bijih diaglomir di dalam dapur atau panci sinter.Pada
proses sinter selalu ditambahkan debu bijih yang berjatuhan dari dapur tinggi
dan dari instalalsi pembersih gas supaya dapat diambil besinya.
Di dalam dapur sinter mula-mula diisikan selapis bijih halus dan diatasnya
bijih besi yang akan diaglomir. Bubuk bijih tidak dapat jatuh melalui rangka
bakar karena ditahan oleh bijih halus itu. Apabila isi panci tekah selesai
dikerjakan panci berputar dan massa dijatuhkan ke dalam gerobak melalui pemecah
bergigi yang berputar dan memecah menjadi potongan yang sama besar.
2.
Pembuatan Besi Kasar (Ingot)
Bahan utama untuk membuat besi kasar adalah bijih besi. Berbagai macam
bijih besi yang terdapat di dalam kulit bumi berupa oksid besi dan karbonat
besi, diantaranya yang terpenting adalah sebagai berikut :
a.
Batu besi coklat (2Fe2O3 + 3H2O) dengan kandungan besi berkisar 40%.
b.
Batu besi merah yang juga disebut hematit (Fe2O3) dengan kandungan besi
berkisar 50%.
c.
Batu besi magnet (Fe2O4) berwarna hijau tua kehitaman, bersifat magnetis
dengan mengandung besi berkisar 60%.
d.
Batu besi kalsit atau spat (FeCO3) yang juga disebut sferosiderit dengan
mengandung besi berkisar 40%.
Bijih besi itu dipanggang di dalam dapur panggang agar kering dan unsur-unsur
yang mudah menjadi gas keluar dari bijih kemudian dibawa ke dapur tinggi diolah
menjadi besi kasar. Dapur tinggi mempunyai bentuk dua buah kerucut yang berdiri
satu di atas yang lain pada alasnya. Pada bagian atas adalah tungkunya yang
melebar ke bawah, sehingga muatannya dengan mudah meluncur kebawah dan tidak
terjadi kemacetan.Bagian bawah melebar ke atas dengan maksud agar muatannya
tetap berada di bagian ini. Dapur tinggi dibuat dari susunan batu tahan api
yang diberi selubung baja pelat untuk memperkokoh konstruksinya. Dapur diisi
dari atas dengan alat pengisi.Berturut-turut dimasukkan kokas, bahan tambahan
(batu kapur) dan bijih besi.
Kokas adalah arang batu bara yaitu batu bara yang sudah didestilasikan
secara kering dan mengandung belerang yang sangat rendah sekali. Kokas
berfungsi sebagai bahan bakarnya dan membutuhkan zat asam yang banyak sebagai
pengembus. Agar proses dapat berjalan dengan cepat udara pengembus itu perlu
dipanaskan terlebih dahulu di dalam dapur pemanas udara.
Besi cair di dalam dapur tinggi, kemudian dicerat dan dituang menjadi besi
kasar, dalam bentuk balok-balok besi kasar yang digunakan sebagai bahan ancuran
untuk pembuatan besi tuang (di dalam dapur kubah), atau dalam keadaan cair
dipindahkan pada bagian pembuatan baja di dalam konvertor atau dapur baja yang
lain, misalnya dapur Siemen Martin.
Batu kapur sebagai bahan tambahan gunanya untuk mengikat abu kokas dan
batu-batu ikutan hingga menjadi terak yang dengan mudah dapat dipisahkan dari
besi kasar. Terak itu sendiri di dalam proses berfungsi sebagai pelindung
cairan besi kasar dari oksida yang mungkin mengurangi hasil yang diperoleh
karena terbakarnya besi kasar cair itu. Batu kapur (CaCO3) terurai mengikat
batu-batu ikutan dan unsur-unsur lain.
3.
Proses Dalam Dapur Tinggi
Prinsip dari proses dapur tinggi adalah prinsip reduksi. Pada proses ini
zat karbon monoksida dapat menyerap zat asam dari ikatan-ikatan besi zat asam
pada suhu tinggi. Pada pembakaran suhu tinggi + 1800oC dengan udara panas, maka
dihasilkan suhu yang dapat menyelenggarakan reduksi tersebut. Agar tidak
terjadi pembuntuan karena proses berlangsung maka diberi batu kapur sebagai
bahan tambahan. Bahan tambahan bersifat asam apabila bijih besinya mempunyai
sifat basa dan sebaliknya bahan tambahan diberikan yang bersifat basa apabila
bijih besi bersifat asam.
Gas yang terbentuk dalam dapur tinggi selanjutnya dialirkan keluar melalui
bagian atas dan ke dalam pemanas udara.Terak yang menetes ke bawah melindungi
besi kasar dari oksida oleh udara panas yang dimasukkan, terak ini kemudian
dipisahkan. Proses reduksi di dalam dapur tinggi tersebut berlangsung sebagai
berikut:
§ Zat arang dari kokas terbakar menurut reaksi : C + O2 CO2 sebagian dari CO2
bersama dengan zat arang membentuk zat yang berada ditempat yang lebih atas
yaitu gas CO. CO2 + C → 2CO Di
bagian atas dapur tinggi pada suhu 3000 sampai 8000 C oksid besi yang lebih
tinggi diubah menjadi oksid yang lebih rendah oleh reduksi tidak langsung
dengan CO tersebut menurut prinsip : Fe2O3 + CO → 2FeO + CO2
§ Pada waktu proses berlangsung muatan turun ke bawah dan terjadi reduksi
tidak langsung menurut prinsip : FeO+CO FeO+CO2
§ Reduksi ini disebut tidak langsung karena bukan zat arang murni yang
mereduksi melainkan persenyawaan zat arang dengan oksigen. Sedangkan reduksi
langsung terjadi pada bagian yang terpanas dari dapur, yaitu langsung di atas
pipa pengembus. Reduksi ini berlangsung sebagai berikut : FeO + C → Fe + CO.
§ CO yang terbentuk itulah yang naik ke atas untuk mengadakan reduksi tidak
langsung tadi. Setiap 4 sampai 6 jam dapur tinggi dicerat, pertama dikeluarkan
teraknya dan baru kemudian besi. Besi yang keluar dari dapur tinggi disebut
besi kasar atau besi mentah yang digunakan untuk membuat baja pada dapur
pengolahan baja atau dituang menjadi balok-balok tuangan yang dikirimkan pada
pabrik-pabrik pembuatan baja sebagai bahan baku. Besi cair dicerat dan dituang
menjadi besi kasar dalam bentuk balok-balok besi kasar yang digunakan sebagai
bahan ancuran untuk pembuatan besi tuang (di dalam dapur kubah) atau masih
dalam keadaan cair dipindahkan pada bagian pembuatan baja (dapur Siemen
Martin).
Terak yang keluar dari dapur tinggi dapat pula dimanfaatkan menjadi bahan
pembuatan pasir terak atau wol terak sebagai bahan isolasi atau sebagai bahan
campuran semen. Besi cair yang dihasilkan dari proses dapur tinggi sebelum
dituang menjadi balok besin kasar sebagai bahan ancuran di pabrik penuangan,
perlu dicampur dahulu di dalam bak pencampur agar kualitas dan susunannya
seragam. Dalam bak pencampur dikumpulkan besi kasar cair dari bermacam-macam
dapur tinggi yang ada untuk mendapatkan besi kasar cair yang sama dan merata.
Untuk menghasilkan besi kasar yang sedikit mengandung belerang di dalam bak
pencampur tersebut dipanaskan lagi menggunakan gas dapur tinggi.
4.
Pembuatan Baja Dari Besi Kasar
Besi kasar sebagai hasil dari dapur tinggi masih banyak mengandung
unsur-unsur yang tidak cocok untuk bahan konstruksi, misalnya zat arang
(karbon) yang terlalu tinggi, fosfor, belerang, silisium dan sebagainya.
Unsur-unsur ini harus serendah mungkin dengan berbagai cara.
Untuk menurunkan kadar karbon dan unsur tambahan lainnya dari besi kasar
digunakan dengan cara sebagai berikut :
a.
Proses Konvertor :
§ Proses Bessemer untuk besi kasar dengan kadar fosfor yang rendah.
§ Proses Thomas untuk besi kasar dengan kadar fosfor yang tinggi.
§ Proses Oksi, proses LD, Kaldo dan Oberhauser
b.
Proses Martin (dapur Siemen
Martin)
§ Proses Martin asam untuk besi kasar dengan kadar fosfor rendah.
§ Proses Martin basa untuk besi kasar dengan kadar fosfor tinggi.
c.
Dapur Listrik untuk baja
Campuran
§ Dapur listrik busur nyala api.
§ Dapur listrik induksi.
BAB III
PROSES
PELEBURAN BAJA
Di dalam proses peleburan baja terdiri dari beberapa proses yaitu seperti
proses converter, proses martin, proses dapur listrik (untuk baja campuran).
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat sebagai berikut :
1.
Proses Konverter
Dimana proses konverter adalah salah satu proses dari dapur baja yang
menggunakanbatu bata tahan api yang bersifat asam dan juga batu bata yang
bersifat basa. Fungsi dari pada batu bata tahan api tersebut adalah menahan
panas dan mampu sampai lebih dari 1000 derajat Celcius. Biasa digunakan pada
incinerator, cerobong, kiln, dryer, rotary, dll. Batu bata tahan api sendiri
diperlukan oleh setiap industri yang dalam pengolahan produksinya mengunakan
Tungku Pembakaran (Furnace), Ketel Uap (boiler), dan Tungku Peleburan.Proses
konverter terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan
menghadap ke samping.
Ketika baja yang diperlukan sudah terbentuk, itu dicurahkan ke dalam ladle
dan kemudian ditransfer ke dalam cetakan dan terak ringan yang tertinggal.
Proses konversi yang disebut “pukulan” dilakukan dalam waktu sekitar dua puluh
menit. Selama periode ini kemajuan oksidasi kotoran dapat dilihat atau dinilai
oleh penampilan dari api yang keluar dari mulut konverter.
Penggunaan metode modern fotolistrik pencatatan karakteristik nyala api
telah sangat membantu blower dalam pengendalian kualitas akhir produk. Setelah
pukulan, logam cair recarburized ke titik yang dikehendaki dan bahan paduan
lainnya ditambahkan, tergantung pada produk yang diinginkan.
Proses pembuatan baja dapat diartikan sebagai proses yang bertujuan
mengurangi kadar unsur C, Si, Mn, P dan S dari besi mentah dengan proses
oksidasi peleburan. Konventer untuk proses “oksidasi berkapasitas antara 50-400
ton”. Besi kasar dari tanur yang dituangkan ke dalam konventer disemburkan
oksigen dari atas melalui pipa sembur yang bertekanan kira-kira 12 atm. Reaksi
yang terjadi: O2 + C → CO2
Penyemburan Oksigen berlangsung antara 10-20 menit. Penambahan waktu
penyemburan akan mengakibatkan terbakarnya C, P, Mn dan Si.Konvertor dibuat
dari plat baja dengan sambungan las atau paku keling. Bagian dalamnya dibuat
dari batu tahan api. Konvertor disangga dengan alat penyangga yang dilengkapi
dengan trunnion untuk mengatur posisi horizontal atau vertikal Konvertor.
Pada bagian bawah konvertor terdapat lubang-lubang angin (tuyer) sebagai
saluran udara penghembus (air blast). Batu tahan api yang digunakan untuk
lapisan bagian dalam Konvertor dapat bersifat asam atau basa tergantung dari
sifat baja yang diinginkan.
Secara umum proses kerja konverter adalah:
§ Dipanaskan dengan kokas sampai suhu 15000C.
§ Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja (+1/8 dari volume konverter).
§ Konverter ditegakkan kembali.
§ Dihembuskan udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dengan kompresor.
§ Setelah 20 – 25 menit konverter dijungkirkan untuk mengeluarkan hasilnya.
a.
Proses Bessemer (1855)
Konvertor Bessemer adalah sebuah bejana baja dengan lapisan batu tahan api
yang bersifat asam. Dibagian atasnya terbuka sedangkan pada bagian bawahnya
terdapat sejumlah lubang-lubang untuk saluran udara.Bejana ini dapat
diguling-gulingkan.Korvertor Bessemer diisi dengan besi kasar kelabu yang
banyak mengandung silisium.Silisium dan mangan terbakar pertama kali, setelah
itu baru zat arang yang terbakar.Pada saat udara mengalir melalui besi kasar
udara membakar zat arang dan campuran tambahan sehingga isi dapur masih tetap
dalam keadaan encer.
Setelah lebih kurang 20 menit, semua zat arang telah terbakar dan terak
yang terjadi dikeluarkan. Mengingat baja membutuhkan karbo sebesar 0,0 sampai
1,7 %, maka pada waktu proses terlalu banyak yang hilang terbakar, kekurangan
itu harus ditambahy dalam bentuk besi yang banyak mengandung karbon. Dengan
jalan ini kadar karbon ditingkatkan lagi. dari oksidasi besi yang terbentuk dan
mengandung zat asam dapat dikurangi dengan besi yang mengandung mangan. Udara
masih dihembuskan ke dalam bejana tadi dengan maksud untuk mendapatkan campuran
yang baik.Kemudian terak dibuang lagi dan selanjutnya muatan dituangkan ke
dalam panci penuang.
Pada proses Bessemer menggunakan besi kasar dengan kandungan fosfor dan
belerang yang rendah tetapi kandungan fosfor dan belerang masih tetap agak
tinggi karena dalam prosesnya kedua unsur tersebut tidak terbakar sama sekali.
Hasil dari konvertor Bessemer disebut baja Bessemer yang banyak digunakan untuk
bahan konstruksi. Proses Bessemer juga disebut proses asam karena muatannya
bersifat asam dan batu tahan apinya juga bersifat asam. Apabila digunakan
muatan yang bersifat basa lapisan batu itu akan rusak akibat reaksi
penggaraman.
§ Proses Pembuatan Baja Dengan Metode Bessemer
Proses Bessemer adalah proses untuk produksi massa baja dari cair pig iron.
Proses ini dinamai sesuai dengan nama penemunya, Henry Bessemer, yang
mengeluarkan paten pada tahun 1855. Proses itu independen ditemukan pada 1851
oleh William Kelly. Proses ini juga telah digunakan di luar Eropa selama
ratusan tahun, tetapi tidak pada skala industri. Prinsip utama adalah
menghilangkan kotoran dari besi dengan oksidasi dengan udara yang ditiup
melalui besi cair. Oksidasi juga meningkatkan suhu massa besi dan menyimpannya
cair.
Proses ini dilakukan dalam kontainer baja bulat telur besar yang disebut
Converter Bessemer . Konvertor dibuat dari plat baja dengan sambungan las atau
paku keling. Bagian dalamnya dibuat dari batu tahan api. Batu tahan api yang
digunakan untuk lapisan bagian dalam Konvertor dapat bersifat asam atau basa
tergantung dari sifat baja yang diinginkan. Konvertor disangga dengan alat
penyangga yang dilengkapi dengan trunnion untuk mengatur posisi horizontal atau
vertikal Konvertor.Kapasitas sebuah konverter 8-30 ton besi cair dengan muatan
yang biasa berada di sekitar 15 ton.
b.
Proses Thomas (1878)
Konvertor Thomas juga disebut konvertor basa dan prosesnya adalah proses
basa, sebab batu tahan apinya bersifat basa serta digunakan untuk mengolah besi
kasar yang bersifat basa. Muatan konvertor Thomas adalah besi kasar putih yang
banyak mengandung fosfor.Proses pembakaran sama dengan proses pada konvertor
Bessemer, hanya saja pada proses Thomas fosfor terbakar setelah zat arangnya
terbakar. Pengaliran udara tidak terus-menerus dilakukan karena besinya sendiri
akan terbakar.
Pencegahan pembakaran itu dilakukan dengan menganggap selesai prosesnya
walaupun kandungan fosfor masih tetap tinggi. Guna mengikat fosfor yang
terbentuk pada proses ini maka diberi bahan tambahan batu kapur agar menjadi
terak. Terak yang bersifat basa ini dapat dimanfaatkan menjadi pupuk buatan
yang dikenal dengan nama pupuk fosfat. Hasil proses yang keluar dari konvertor
Thomas disebut baja Thomas yang biasa digunakan sebagai bahan konstruksi dan
pelat ketel.
Proses Thomas disebut juga “Basic Bessemer Process” yaitu proses Bessemer
dalam keadaan basa. Proses ini memakai Converter yang di bagian dalamnya dilapisi
bahan tahan api (refractory) bersifat basa seperti dolomite (Mg CO3 CaCO3).
Pertama-tama converter diisi dengan batu kapur, kemudian besi mentah (pig
iron) cair yang mengandung unsur phosfor (P) : 1,6 - 2% ; dan sedikit Si dan S
(0,6% Si, 0,07 % S).
Pada periode I (Slag forming period = Silicon blow) yaitu pada saat
penghembusan, unsur Fe, Si, Mn akan teroksider dan terbentuklah terak basa
(basic slag). Dengan adanya batu kapur, akan terjadi kenaikan temperatur,
tetapi unsur phosfor (P) yang terkandung dalam besi mentah belum dapat
dipisahkan dari Fe.
Pada periode ke II (The brilliant flame blow = Carbon blow) yang ditandai
dengan adanya penurunan temperatur, dimana Carbon (C) akan terbakar, berarti
kadar C menurun. Jika kadar C tinggal 0,1 - 0,2%, maka temperatur akan turun
menjadi 1400 - 1420°C.Setelah temperatur turun menjadi 1400°C, mulailah periode
ke III (Reddish Smoke Periode) yaitu terjadinya oksidasi dari Fe secara intensif
dan terbentuklah terak.
Peristiwa ini berlangsung lebih kurang selama 3 - 5 menit, dan selanjutnya
terbentuklah terak Phospor [CaO)4.P2O5] yang diikuti kenaikan temperatur yang
mendadak menjadi 1600°C. Setelah periode ke III ini berakhir, hembusan udara panas
dihentikan dan converter dimiringkan untuk mengeluarkan terak yang mengapung di
atas besi cair.
Kemudian diberi doxiders/deoxidising agents misalnya Ferro Monggan, Ferro
Silicon atau Aluminium untuk menghilangkan Oksigen (O2) serta memberikan kadar
Mn dan Si supaya diperoleh sifat-sifat tertentu dari baja yang dihasilkan.
Terak yang dihasilkan mengandung + 22 % P2O5 merupakan hasil ikatan yang
diperoleh dan dapat digunakan sebagai pupuk tanaman. Baja yang dihasilkan
digunakan sebagai bahan dalam proses pengecoran seperti pembuatan baja tuang
atau baja profil (steel section) seperti baja siku, baja profil I, C.
c.
Proses Oksidasi
Proses oksidasi menghilangkan pengotor seperti silikon, mangan dan karbon
sebagai oksida yang akan membentuk gas ataupun terak padat. Lapisan tahan panas
konverter juga memainkan peran dalam lapisan tanah liat yang konversinya
menggunakan dalam asam Bessemer, dimana ada rendah fosfor dalam bahan baku.
Dolomit digunakan ketika kandungan fosfor tinggi di dasar Bessemer (kapur atau
magnesit pelapis juga kadang-kadang digunakan sebagai pengganti dolomit).Dalam
rangka memberikan baja sifat yang diinginkan, zat lainnya dapat ditambahkan ke
baja cair saat konversi selesai adalah spiegeleisen (karbon-mangan paduan
besi).
Proses Bessemer diinginkan baja bersifat asam sehingga batu tahan apinya
harus bersifat asam (Misal : kwarsa atau aksid asam SiO2). Proses Bessemer juga
disebut proses asam karena muatannya bersifat asam serta batu tahan apinya juga
bersifat asam. Apabila digunakan muatan yang bersifat basa lapisan batu itu
akan rusak akibat reaksi penggaraman.
Besi mentah cair yang digunakan dalam proses Bessemer harus mempunyai kadar
unsur Si <= 2%; Mn <= 1,5%; kadar unsur P dan S sekecil mungkin. Ketika
udara panas dihembuskan lewat besi mentah cair, unsur-unsur Fe, Si dan Mn
terbakar menjadi oksidasinya.Sebagian oksida besi yang terbentuk pada reaksi di
atas akan berubah menjadi terak dan sebagian lagi akan bereaksi dengan Si dan
Mn.
Reaksi-reaksi di atas diikuti dengan kenaikan temperatur dari 1250°C ke
1650°C. Dari reaksi di atas akan terbentuk terak asam kira-kira 40 – 50% SiO2.
Periode ini disebut periode pembentukan terak (“The slag forming
period”).Periode ini disebut juga periode “Silicon blow”.Periode ini
berlangsung sekitar 4 – 5 menit yang ditandai adanya bunga api dan ledakan
keluar dari mulut Konvertor.
Pada periode ke dua yang disebut “The brilliant flame blow” atau “Carbon
blow” dimulai setelah Si dan Mn hampir semuanya terbakar dan keluar dari besi
mentah cair. Reaksi itu diikuti dengan penurunan temperatur + 50 – 80% dan
berlangsung sekitar 8 – 12 menit. CO akan keluar dari mulut Konvertor dimana CO
ini akan teroksider oleh udara luar dengan ditandai dengan timbulnya nyala api
bersinar panjang di atas Konvertor.
Periode ketiga disebut “Reddisk Smoke period” yang merupakan periode
brilliant flame terakhir. Periode ini ditandai adanya Reddish smoke (nyala api
ke merah-merahan) keluar mulut Konvertor .Hal ini menunjukkan bahwa unsur
campuran yang terdapat dalam besi mentah telah keluar dan tinggal oksida besi
FeO.Periode ini berlangsung sekitar 1 – 2 menit.Kemudian Konvertor diputar
sehingga posisinya menuju posisi horizontal, lalu ditambahkan oksider
(ferromanganesh, ferrosilicon atau Al) untuk mengikat O2 dan memadunya dengan
baja yang dihasilkan. Baja Bessemer yang dihasilkan dengan proses di atas
mengandung sangat sedikit unsur C.
Untuk baja Bessemer, kadar unsur C dapat dinaikkan dengan cara :
§ mengurangi udara penghembus terutama pada periode ke dua.
§ menambah C pada periode ke tiga hampir berakhir yaitu dengan menambahkan
besi mentah.
§ Berat logam pada proses Bessemer ini akan berkurang + 8 – 12%
Keuntungan dari proses oksi adalah sebagai berikut :
§ Waktu proses relatif pendek.
§ Hasilnya mengandung fosfor (P)dan belerang (S) yang rendah.
§ Hasil yang diproduksi relatif lebih banyak dalam tempo yang sama
§ dibanding proses lainnya.
§ Biaya produksi baja tiap ton lebih murah
2.
Proses Martin (Dapur Siemens
Martin)
Proses lain untuk membuat baja dari bahan besi kasar adalah menggunakan
dapur Siemens Martin yang sering disebut proses Martin. Dapur ini terdiri atas
satu tungku untuk bahan yang dicairkan dan biasanya menggunakan empat ruangan
sebagai pemanas gas dan udara. Pada proses ini digunakan muatan besi bekas yang
dicampur dengan besi kasar sehingga dapat menghasilkan baja dengan kualitas
yang lebih baik jika dibandingkan dengan baja Bessemer maupun Thomas.
Gas yang akan dibakar dengan udara untuk pembakaran dialirkan ke dalam
ruangan-ruangan melalui batu tahan api yang sudah dipanaskan dengan temperatur
600 sampai 900 derajat celcius. dengan demikian nyala apinya mempunyai suhu
yang tinggi, kira-kira 1800 derajat celcius. gas pembakaran yang bergerak ke
luar masih memberikan panas kedalam ruang yang kedua, dengan menggunakan keran
pengatur maka gas panas dan udara pembakaran masuk ke dalam ruangan tersebut
secara bergantian dipanaskan dan didinginkan. Bahan bakar yang digunakan adalah
gas dapur tinggi, minyak yang digaskan (stookolie) dan juga gas generator.
Pada pembakaran zat arang terjadi gas CO dan CO2 yang naik ke atas dan
mengakibatkan cairannya bergolak, dengan demikian akan terjadi hubungann yang
erat antara api dengan bahan muatan yang dimasukkan ke dapur tinggi. Bahan
tambahan akan bersenyawa dengan zat asam membentuk terak yang menutup cairan
tersebut sehingga melindungi cairan itu dari oksida lebih lanjut. Setelah
proses berjalan selama 6 jam, terak dikeluarkan dengan memiringkan dapur
tersebut dan kemudian baja cair dapat dicerat.
Hasil akhir dari proses Martin disebut baja Martin. Baja ini bermutu baik
karena komposisinya dapat diatur dan ditentukan dengan teliti pada proses yang
berlangsung agak lama. Lapisan dapur pada proses Martin dapat bersifat asam
atau basa tergantung dari besi kasarnya mengandung fosfor sedikit atau banyak.
Proses Martin asam teradi apabila mengolah besi kasar yang bersifat asam
atau mengandung fosfor rendah dan sebaliknya dikatakan proses Martin basa
apabila muatannya bersifat basa dan mengandung fosfor yang tinggi.
Keuntungan dari proses Martin disbanding proses Bessemer dan Thomas adalah
sebagai berikut :
§ Proses lebih lama sehingga dapat menghasilkan susunan yang lebih baik
dengan jalan percobaan-percobaan.
§ Unsur-unsur yang tidak dikehendaki dan kotoran-kotoran dapat dihindarkan
atau dibersihkan.
§ Penambahan besi bekas dan bahan tambahan lainnya pada akhir proses
menyebabkan susunannya dapat diatur sebaik-baiknya. Selain keuntungan di atas
dan karena udara pembakaran mengalir di atas cairan maka hasil akhir akan
sedikit mengandung zat asam dan zat lemas.
Proses Martin basa biasanya masih mengandung beberapa kotoran seperti zat
asam, belerang, fosfor dan sebagainya. Sedangkan pada proses Martin asam kadar
kotoran-kotoran tersebut lebih kecil.
Pada proses Open-Hearth digunakan
campuran besi mentah (pig iron) padat
atau cair dengan baja bekas (steel scrap)
sebagai bahan isian (charge). Pada
proses ini temperatur yang dihasilkan oleh nyala api dapat mencapai 1800°C.
Bahan bakar (fuel) dan udara sebelum
dimasukkan ke dalam dapur terlebih dahulu dipanaskan dalam “Cheekerwork” dari renegarator.
Proses pembuatan baja dengan cara Open-Hearth
ini meliputi 3 periode yaitu :
§ Periode memasukkan dan mencairkan bahan isian.
§ Periode mendidihkan cairan logam isian.
§ Periode membersihkan/memurnikan (refining)
dan deoksidasi.
§ Bahan bakar yang dipakai adalah campuran blast furnace gas dan cokes oven
gas.
Bahan isian seperti besi mentah dan baja bekas beserta bahan tambah ditaruh
dalam heart lewat puntu pengisian.Proses pembuatan baja dengan caraOpen-Hearth furnace ini dapat dalam
keadaan basa atau asam (basic or acid
open-hearth).Pada basic open-hearth
furnace, dinding bagaian dalam dapur dilapisi dengan magnesite brick.Bagian
bawah untuk tempat logam cair dan terak dari bahan magnesite brick atau
dolomite harus diganti setiap kali peleburan selesai.Terak basa yang dihasilkan
sekitar 40 - 50 % CaO.
Pada acid open-hearth furnace, dinding bagian dalam dapur dilapisi dengan
dinas-brick.Bagian bawah dinding dapur harus diganti setiap kali peleburan
selesai.Terak yang dihasilkan mengandung silica yang cukup tinggi yaitu 50 - 55
% SiO2. Pada proses basic ataupun acid dapat menggunakan bahan isian padat
ataupun cair.
Proses yang menggunakan isian padat biasa disebut “Scarp and pig process”
yaitu proses yang isian padatnya terdiri dari besi mentah (pig iron), baja
bekas (Scrap steel) dan sedikit bijih besi (iron ore). Proses yang mengggunakan
besi mentah cair terdiri dari besi mentah cari + 60 % dan baja bekas kira-kira
40 % dan sedikit bijih besi dan bahan tambah. Cara ini biasa dikerjakan pada
perusahaan dapur tinggi (blast furnace) dimana besi mentah cair dari dapur
tinggi tersebut langsung diproses pada open-hearth furnace.
a.
Proses Hoecsch
Proses Hoecsch
merupakan penyempurnaan dari proses Martin. Caranya adalah setelah muatan di
dalam dapur Siemens Martin mencair kemudian langsung dikeluarkan dan dimasukkan
dalam kuali yang terbuka untuk membakar fosfor dan belerang.Sementara pembakaran
dilakukan dapur Siemens Martin dibersihkan dan kemudian lantai dapur ditaburi
dengan serbuk bijih besi (Fe2O3 atau Fe3O4).Setelah selesai mengadakan
pembakaran fosfor, belerang dan besi cair yang berada di dalam kuali tadi
dimasukkan kembali ke dalam dapur Siemens Martin untuk menyelesaikan pembakaran
unsur-unsur lain yang belum hilang, terutama zat arang. Setelah proses
pembakaran zat arang dianggap selesai, terak yang terjadi dikeluarkan
selanjutnya baja cair ditampung dalam panci penuangan untuk dituang atau
dicetak menjadi balok tuangan.
b.
Proses Bertrand Thield
Proses ini
menggunakan dua buah dapur Siemens Martin. Pada dapur yang pertama dilakukan
pemijaran dan pembakaran untuk memisahkan fosfor sedangkan dalam dapur kedua
diisi dengan besi cair hasil dari dapur yang pertama setelah teraknya
dikeluarkan, didalam dapur
yangkeduatersebutjugadiberitambahanbijihbesiyangbaru.
c.
Proses Dupleks
Proses ini
dilakukan dengan cara mengeluarkan zat arang terlebih dahulu yang berada
konvertor-konvertor dan memurnikannya di dalam dapur Siemens Martin. Proses
Dupleks terutama dilakukan oleh pabrik-pabrik baja yang berada di dekat
perusahaan dapur tinggi.
Setelah proses
di dalam dapur tinggi (setelah teraknya dihilangkan) cairan besi kasar itu
dimasukkan kedalam konvertor (Bessemer atau Thomas) dan dicampur dengan batu
kapur serta baja bekas dalam jumlah yang dikehendaki. Pengembusan udara di
dalam konvertor dilakukan sampai kandungan fosfor menjadi rendah kira-kira 1
sampai 1,5 %, ditambah dengan kokas yang telah digiling selanjutnya memindahkan
isinya ke dalam dapur Siemens Martin.
d.
Proses Thalbot
Proses Thalbot
dilakukan dengan menggunakan dapur Siemens Martin yang dapat diputar-putar dan
dijungkitkan.Setelah pemijaran didalam dapur Martin, sebagian cairan dituangkan
ke dalam panci tuang dan ke dalam dapur tadi sambil ditambahkan besi kasar,
bijih besi dan batu kapur.
Proses
selanjutnya adalah menjaga agar cairan besi di dalam panic tuang tadi tidak
terjadi oksidasi, artinya mengusahakan pendinginan yang cepat. Akibat dari cara
ini adalah hasil yang diperoleh dalam setiap proses dari satu dapur tidak sama
kualitasnya. Baja yang dihasilkan dari proses Thalbot adalah baja biasa seperti
hasil dari proses konvertor Bessemer maupun Thomas.
3.
Proses Dapur Listrik
Dapur listrik digunakan untuk pembuatan baja yang tahan terhadap suhu
tinggi. Dapur ini mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai berikut :
§ Jumlah panas yang diperlukan dapat dapat diatur sebaik-baiknya.
§ Pengaruh zat asam praktis tidak ada.
§ Susunan besi tidak dipengaruhi oleh aliran listrik.
Sedangkan kekurangannya adalah harga listrik yang mahal.Dapur listrik
dibagi menjadi dua kelompok yaitu dapur listrik busur cahaya dan dapur listrik
induksi.
a.
Dapur Busur Cahaya
Dapur ini berdasarkan prinsip panas yang memancar dari busur api, dapur ini
juga dikenal dengan sebutan dapur busur nyala api. Dapur ini merupakan suatu
tungku yang bagian atasnya digantungkan dua batang arang sebagai elektroda pada
arus bolak-balik atau dengan tiga buah elektroda arang yang dialirkan arus
putar.
Misalnya pada dapur Stassano busur api terjadi antara tiga ujung elektroda
arang yang berada di atas baja yang dilebur melalui ujung elektroda itu dengan
arus putar. Pada dapur Girod, arus bolak balik mengalir melalui satu elektroda
yang membentuk busur api di antara kutub dan baja cair selanjutnya dikeluarkan
melalui enam buah elektroda baja yang didinginkan dengan air ke dasar tungku.
Pada dapur Heroult menggunakan dua elektroda arang dengan arus bolakbalik dan
dapat juga menggunakan tiga buah elektroda pada arus putar.Arus listrik
membentuk busur nyala dari elektroda kepada cairan dan kembali dari cairan ke
elektroda lainnya.
b.
Dapur Induksi
Dapur induksi dapat dibedakan atas dapur induksi frekuensi rendah dan dapur
induksi frekuensi tinggi.Pada dapur induksi dibangkitkan suatu arus induksi
dalam cairan baja sehingga menimbulkan panas dalam cairan baja itu sendiri
sedangkan dinding dapurnya hanya menerima pengaruh listrik yang kecil saja.
§ Dapur induksi frekuensi rendah, bekerja menurut prinsip transformator.
Dapur ini berupa saluran keliling teras dari baja yang beserta isinya dipandang
sebagai gulungan sekunder transformator yang dihubungkan singkat, akibat
hubungan singkat tersebut di dalam dapur mengalir suatu aliran listrik yang
besar dan membangkitkan panas yang tinggi.Akibatnya isi dapur mencair dan
campuran-campuran tambahandioksidasikan.
§ Dapur induksi frekuensi tinggi, dapur ini terdiri atas suatu kuali yang
diberi kumparan besar di sekelilingnya. Apabila dalam kumparan dialirkan arus
bolak-balik maka terjadilah arus putar didalam isi dapur. Arus ini merupakan
aliran listrik hubungan singkat dan panas yang dibangkitkan sangat tinggi
sehingga mencairkan isi dapur dan campuran tambahan yang lain serta
mengkoksidasikannya. Hasil akhir dari dapur listrik disebut baja elektro yang
bermutu sangat baik untuk digunakan sebagai alat perkakas misalnya pahat, alat
tumbuk dan lain-lainnya.
c.
Proses Dapur Aduk
Dapur aduk merupakan cara pembuatan baja yang konvensional dengan cara
melebur besi kasar di dalam dapur nyala api bersama-sama dengan terak (FeO)
untuk mendapatkan zat asam. Dengan cara mengaduk-aduk dengan batang besi dan ke
bawah permukaan dimasukkan udara maka terjadilah suatu masa lunak dari baja
yang banyak mengandung terak.
Apabila gumpalan-gumpalan yang dibuat dalam dapur telah mencapai kirakira
60 kg dikeluarkan, maka langkah selajutnya adalah mengeluarkan terak dengan
jalan menempanya atau dipres. Dalam proses aduk ini lebih banyak melibatkan
pekerjaan tangan serta kapasitas produksi yang kecil maka cara ini dipandang
tidak efisien dan jarang digunakan pada pabrik-pabrik baja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar